Program Studi Bimbingan dan Konseling (BK) UNUGIRI terus berupaya meningkatkan kualitas dan kontribusinya di dunia akademik, baik di tingkat nasional maupun internasional. Komitmen ini ditunjukkan melalui partisipasi dua dosen BK, Yanuari Srianturi, M.Pd. dan Nabila Fuadina, M.Pd., dalam kegiatan Annual Guidance and Counseling Academic Forum (AGCAF) 2025. Forum ini menjadi ajang bergengsi yang mempertemukan para akademisi, praktisi, dan pemangku kebijakan untuk mendiskusikan isu-isu terkini dalam bidang bimbingan dan konseling dengan mengangkat tema “Transforming Guidance and Counseling: Strengthening Students’ Character and Mental Well-Being.”
Kegiatan yang berlangsung dengan penuh antusiasme ini menghadirkan para keynote speaker yang kompeten, di antaranya Prof. Dr. Edy Purwanto, M.Si.(Dekan FIPP Universitas Negeri Semarang), Benjamin Giles (Former Commissioner of Trade and Investment Queensland), serta Fathur Rahman, S.Pd., M.Si. (Sekretaris Jenderal Pengurus Besar ABKIN). Selain itu, forum juga diperkaya dengan sesi materi dari para narasumber internasional dan nasional, seperti Mohd Khairul Anuar Rahimi, Ph.D. (Universiti Sains Islam Malaya) yang membahas “Developing a Solution-Focused Brief Counseling (SFBC) Approach to Strengthen Student Character and Mental Wellbeing”, Dr. Muslikah, S.Pd., M.Pd. (Universitas Negeri Semarang) dengan materi “Fostering Psychological Well-Being Through Peer Counseling Based on Character Strengths”, serta Ulung Giri Sutikno, S.Pd. (SMK Negeri 2 Wonosobo) yang menyampaikan praktik nyata pengembangan karakter siswa Gen Z di SMK.
Salah satu topik yang menjadi perhatian besar datang dari pemaparan Benjamin Giles, yang menekankan pentingnya keterlibatan guru dalam upaya pencegahan masalah kesehatan mental di sekolah. “Teacher training in mental health first aid sangat dibutuhkan agar guru memiliki keterampilan mendeteksi dini dan memberikan pertolongan pertama pada siswa yang menghadapi masalah psikologis. Hal ini akan memperkuat peran sekolah sebagai lingkungan aman dan sehat bagi perkembangan mental peserta didik,” ungkapnya. Pandangan tersebut selaras dengan tantangan pendidikan modern yang menuntut peran konselor dan guru tidak hanya sebagai pendidik, tetapi juga sebagai pendamping kesehatan mental siswa.
Melalui keterlibatan dalam forum ini, dosen BK UNUGIRI memperoleh banyak wawasan baru mengenai pendekatan konseling yang relevan dengan kebutuhan zaman, mulai dari penerapan Solution-Focused Brief Counseling (SFBC), penguatan peer counseling berbasis psikologi positif, hingga strategi praktis membangun karakter siswa generasi Z. Pengetahuan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan kurikulum, penelitian, maupun praktik konseling di lapangan, sehingga lulusan BK UNUGIRI semakin siap menghadapi dinamika pendidikan abad 21.
Partisipasi aktif ini juga menjadi bukti nyata bahwa Prodi BK UNUGIRI berkomitmen untuk terus memperluas jejaring akademik, memperkuat kompetensi dosen, serta mendorong kolaborasi dengan berbagai pihak, baik dari dalam maupun luar negeri. Dengan demikian, BK UNUGIRI tidak hanya hadir sebagai penyelenggara pendidikan, tetapi juga sebagai bagian dari komunitas ilmiah global yang berperan aktif dalam menciptakan generasi muda berkarakter dan memiliki kesejahteraan mental yang kuat.